Hai.. hai,., Sudah lama tidak mampir dan menulis sesuatu di blog ini. Sebentar lagi Tahun yang baru akan datang, dan tidak lama lagi kita akan menyambut datangnya Pemilu atau dalam hal ini lebih kepada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada. Pilkada kali ini akan menjadi periode kedua diadakannya Pilkada Serentak 2017 yang mana akan ada 101 daerah di Indonesia yang akan mengadakan Pilkada Serentak ini. Untuk itu kita sebagai generasi muda tentunya bisa melakukan sesuatu untuk negeri mu, untuk daerah mu dengan mengikuti pemilihan tersebut dengan menyumbangkan suaramu yang sedikit banyaknya tentu akna berdampak pada daerah mu nantinya. Karena golput itu ngga keren sama sekali.
Sedikit ingin berbagi disini, berkaitan dengan golput aku ingin share sedikit mengenai tugas kuliah sewaktu di semester 3 (oke sekarang udah semester berapa? jangan ditanya ya) mengenai apasih alasan kaum Muda itu golput?
Apasih Golput itu?
Golput (golongan putih) adalah
kelompok-kelompok yang tidak menggunakan hak pilihnya untuk berpartisipasi
dalam menyukseskan pemilu. Banyak orang yang berpendapat tentang golput, ada
yang biasa saja, ada yang menganggap golput adalah tindak pidana, dan ada juga
yang menganggap golput itu sebagai model politik yang perlu dijaga dan
dipelihara keberadaannya. Karena itu, ancaman untuk mempidanakan warga Negara
yang sudah memiliki hak pilih, tapi tidak menggunakan hak pilihnya pada Pemilu
2014 ditentang dan masih menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat kita.
Pada intiya golput disebabkan 2 (dua)
hal yakni Golput by Accident dan golput karena tidak memiliki
interest dalam Pemilu/Pemilukada (ideologi). Golput karena tidak adanya
minat terhadap Pemilu/Pemilukada dapat dikurangi dengan cara memperkuat basis
isu. Pada pemilu rezim Orde Lama ketertarikan publik terhadap ideologi sebagai
preferensi untuk memilih sangat besar hingga 91,41%. Pada Pemilu/Pemilukada
rezim Orde Reformasi seharusnya ada penguatan isu/minat publik yang diharapkan
dapat mendorong kehadiran masyarakat di TPS.
Alasan Kaum Muda Tidak Boleh Golput
Dari masa ke masa dalam “pesta”
demokrasi yang diadakan lima tahun sekali (Pemilu), selalu saja memiliki
presentase golput yang cukup tinggi. Pada pemilu tahun 2009 saja ada 66,9
juta (67 juta) “Golput” atau suara penduduk yang tidak menggunakan hak
memilihnya dengan tepat. Suara sah yang terhitung hanya mencapai 104.099.785
suara dari 171 juta penduduk yang harusnya
menggunakan hak suara dengan benar. Lebih disayangkan lagi ketika diketahui
bahwa, dari jumlah tersebut terdapat banyak pemilih pemula atau anak muda yang
tidak menggunakan hak pilihnya.
Pertama, beberapa kalangan anak muda
menganggap para calon yang menjadi peserta pemilu Legislatif maupun Presiden atau Kepala Daerah tidak sesuai kriteria sebagai pemimpin negara, ataupun wakil rakyat. Kedua,
kalangan yang lain menyebut keraguan pada partai politik sebagai pengusung
calon-calon tersebut karena partai politik sekarang hanya sebagai kendaraan
untuk mencapai kekuasaan tanpa benar-benar peduli dengan rakyat. Ketiga,
program-program atau visi-misi yang ditawarkan oleh para calon dianggap
normatif dan belum mampu menjadi terobosan bagi permasalahan yang ada pada
masyarakat, terlebih lagi program-program tersebut dianggap sebagai janji palsu
dan “bualan” semata, sehingga tidak akan berdampak kepada pemilih.
Dan alasan kenapa golput itu tidak boleh
adalah:
1.
Masa depan
Indonesia justru akan ditentukan oleh Swing
Voters
Swing Voters, mereka yang pilihannya
masih bisa berubah di menit terakhir. Saat ini dari hasil perhitungan polling
lembaga survey, belum ada kandidat yang diprediksi menang telak. Menurut
beberapa sumber, kemenangan kandidat dalam pemilu mendatang justru ditentukan
oleh swing voters (data, disini). Warga negara yang pilihannya masih mengambang
ini biasanya datang dari kalangan anak mjda berpendidikan. Hingga saat ini
tidak ada satu pasangan kandidat pun yang mengantongi 50% suara dalam setiap
survey.
2.
Apatisme tidak
akan menyelesaikan Masalah
Tidak bisa dipungkiri Indonesia memang
sempat kehilangan figr pemimpin berintegritas. Kita dihadapkan pada kenyataan
bahwa mereka yang kita titipkan amanah untukmenyuarakan kepentingan justru
memanfaatkan posisinya demi kepentingan pribadi. Namun memutuskan untuk tidak
memberikan hak suaramu pada siapapun tidak akan menghentikan lingakran setan
diatas. Justru bisa semakin memperparahnya. Dari pada apatis lebih baik memilih
yang paling bisa diberikan harapan.
3.
35% Pemilih adalah Pemilih Pemula
Pemilih pemula tidak dibesarkan dalam
era Orde Baru maupun awal masa Reformasi. Mereka bebas menentukan idealieme mereka sendiri. Pemilih
pemula juga kerap dikaitkan dengan generasi yang terbuka terhadap perubahan.
Jika pemilih pemula benar-benar memanfaatkan hak pilih dengan baik, bukan tidak
mungkin suara dari merekalah yang akan mengubah indonesia.
4. Indonesia akan
punya bonus Demografi pada 2025, dan kamulah yang akan merasakan dampaknya
Pada tahun 2025-2035 Indonesia
diprediksi akan mendapatkan bonus demografi yang sangat besar. Pada keadaan ini
mereka dengan usia produktif akan lebih banyak mendominasi segitiga penduduk
dibandingkan dengan mereka yang berusia non-produktif. Untuk menyambutnya, diperlukan strategi yang benar
dalam mempersiapkan ledakan penduduk ini.
5.
Kita masih punya
banyak masalah yang belum selesai
Republik ini masih punya banyak PR yang
belum selesai. Ada tangan kedua calon kandidat inilah kita menitipkan harapan
atas sebuah jalan penyelesaian. Mulai dari penyelesaian Kasus Lapindo,
pengusutan tuntas hilangnya aktivis mahasiswa, hingga penegakan hak korban ’65
yang masih tercoreng namanya.
Untuk mendapatkan kredibilitas data yang terjamin,
maka kami melakukan beberapa wawancara dari beberapa orang sampel narasumber
para pemilih muda langsung untuk dimintai pendapatnya mengenai fenomena ini.
Dan
berikut hasilnya adalah:
1. Menurut anda, Apakah alasan seseorang itu mau
golput?
· Sampel
1: Alasannya saat pemilu biasanya sering ditemui
kesulitan dan sering dipersulitnya surat keterangan untuk pindah TPS . Apalagi
melalukan sosialisasi yg menarik dengan tata cara yg mudah dipahami,terkadang
sebagian masyarakat yg golput tidak tau siapa pemimpin atau calon legislatif yg
akan dipilih,dengan adanya simulasi pemilu 2 minggu sebelum hari pencoblosan,
mungkin akan mengurangi masyarakat yg golput. Dan bisanya orang-orang yg golput
terdiri dari kalangan mahasiswa yg merantau jauh dari kampungnya, dan kalangan
masyarakat yang memiliki taraf pendidikan rendah yang kurang memiliki
pengetahuan akan pentingnya ikut memilih. Alasan lain juga karna sudah adnya
stereotip yang menganggap kebanyakan calon tersebut tidak ada yang lebih baik
dari yang sebelum-sebelumnya.
· Sampel
2:
Menurut saya orang orang memilih golput karna, memilih atau tidaknya mereka,
juga tidak akan berpengaruh terhadap kehidupan mereka,tapi sebenarnya itu salah
karna sebagai warga negara yang baik kita harus memilih pemimpin untuk
perkembangan bangsa kita.
· Sampel
3:
Menurut saya, mereka beranggapan
malas untuk memilih, toh sebenarnya yang dipilih itu juga tak sesuai dengan yang
dinginkan.
2.
Menurut anda, Apa yang harus dilakukan
pemerintah untuk mengajak para pemilih atau masyarakat agar tidak golput?
· Sampel
1: Dengan dipermudahnya proses untuk para pendatang di
TPS. Kita kan telah memiliki e-ktp, jadi harusnya bisa digunakan dengan mudah.
Tetapi dalam kenyataannya tidak seperti itu. Selain itu juga bisa dengan
memasukkan membuat UUD yang menyatakan bahwa pemilihan wajib untuk dilakukan
seluruh warga negara, dan dengan syarat yang dipermudah, seperti contohnya
dapat juga melakukan pencoblosan di luar domisili tempat asal. Atau dengan
lebih gencarnya melakukan sosialisasi yang ketat.
· Sampel
2: Melalukan sosialisasi yang menarik dengan
tata cara yang mudah dipahami,terkadang sebagian masyarakat yang golput tidak
mengetahui siapa pemimpin atau calon legislatif yang akan dipilihnya, sehingga
dengan adanya simulasi pemilu 2 minggu sebelum pemilihan, mungkin akan
mengurangi angka golput dalam masyarakat.
· Sampel
3: Berikan
sanksi bagi yang tidak memilih, seperti denda, dsb. Serta dengan meyakinkan
masyarakat bahwa pemilu itu sangat penting bagi kelangsungan negara lima tahun
kedepan.
Dari
hasil wawancara yang kami lakukan ini, kami mengambil kesimpulan bahwa:
a. Banyak
masyarakat yang memilih golput ini dipicu oleh 2 faktor utama, yaitu karena
keterbatasan pengetahuan dan tata cara yang sulit untuk para pendatang, serta
kurangnya perhatian dan rendahnya tingkat kepercayaan terhadap para kandidat
yang akan dipilih tersebut.
b. Disamping
itu, peranan pemerintah dalam mensosialisasikan dan mempengaruhi masyarakat
agar tidak golput ini sangat dibutuhkan. Karena banyak dari beberapa sampel
yang tidak ingin memilih dikarnakan tidak mengetahui harus memilih siapa.
c. Peran
media massa sangat dibutuhkan dalam hal ini. Pemerintah dan media massa dituntut
dapat bekerja sama dengan baik dalam memberikan pengetahuan terhadap masyarakat
mengenai pentingnya ikut berpartisipasi politik seperti ini.
Proses yang dilakukan Pemerintah Dalam Mengajak Pemerintah Agar tidak Golput
Seperti yang kita ketahui bersama, pada
pemilihan umum tahun 2014 ini, telah banyak berbagai upaya yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum
selaku penyelenggara Pemilu untuk menyukseskan Pemilu ini. Tidak ketinggalan
partai politik dan para calon legislatif pun bekerja semakin keras untuk
mendulang dukungan suara pemilih. Sementara pada sisi lain, konstituen pun
berjuang untuk menentukan pilihan yang terbaik dari sekian banyak partai
politik dan calon legislatif yang ada.
Banyak perspektif yang
digunakan para pakar untuk menganalisis latar belakang tingginya angka golput
tersebut. Namun secara umum, rendahnya partisipasi pada pemilu maupun pilkada
akhir-akhir ini menunjukkan bahwa pemilu/pilkada sebagai salah satu instrumen
pelaksanaan demokrasi mengalami persoalan mendasar.
Asumsi ini memperoleh dukungan karena salah satu indikator
dari berkualitasnya pemilu/pilkada adalah tinggi dan rasionalnya pemilih dalam
menyampaikan aspirasi politiknya.
Partisipasi pemilih yang rendah cenderung didominasi karena
pilihan politik. Artinya murni karena pemilih sadar bahwa memilih bukan pilihan
strategis. Partisipasi yang rendah betul-betul murni karena alasan politik;
kecewa dengan parpol, tidak puas dengan kandidat yang ada, serta begitu
jenuhnya mereka mengikuti proses politik seperti pemilu/pilkada namun tidak
muncul perubahan yang signifikan.
Yang melatari pemilih tidak datang ke TPS adalah karena
faktor kesadaran politik. Dalam posisi ini, pemilih sudah cukup sadar dan
dewasa ketika menentukan sikap untuk memilih atau tidak memilih. Umumnya mereka
sadar dan tidak memilih karena menilai bahwa para calon yang tampil tidak
memberi harapan untuk perubahan. Kondisi kesejahteraan yang tidak berubah
sementara perebutan kekuasaan terus berlangsung di kalangan elit menjadi alasan
lain untuk tidak mencoblos. Intinya, faktor alasan politik yang dominan
melatari pemilih untuk tidak memilih.
Menghadapi
Pemilu 2014 ini, pemerintah dan penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu)
tampaknya berusaha maksimal agar seluruh rakyat Indonesia, yang memilki hak
pilih untuk menggunakan hak pilihnya secara baik dan benar serta tidak memilih
sebagai golput. Beragam sosialisasi dilakukan termasuk mengantisipasi berbagai
bentuk kecurangan yang biasa terjadi dalam penyelenggaraan pemilu.
Diantara
upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah ini adalah :
ü
Melakukan berbagai sosialisasi, seperti dengan
memasang iklan-iklan yang bertajuk untuk mengajak agar masyarakat tidak golput,
serta membuat gambar-gambar ajakan untuk bersama-sama tolak golput.
ü
Mempermudah tata cara pencoblosan bagi mereka
yang tidak berdomisili ditempat asal, seperti anak kos, dan mereka yang berada
diluar negeri. (meskipun banyak kontroversi mengenai hal ini).
ü
Memberikan masyarakat pengetahuan mengenai
seluruh kandidat, baik itu mengenai visi misinya, bagaimana orientasinya
terhadap permasalahan dinegeri ini, dsb. Hal ini dilakukan oleh pemerintah
dengan cara mengadakan acara Debat Capres dan Cawapres yang ditayangkan dimedia
massa sehingga masyarakat dapat menilai sendiri bagaimana pendapat mereka mengenai
kandidat-kandidat tersebut.
Jadi, mari kita semarakkan Pilkada Serentak 2017 Kali ini. Dengan Menyumbangkan suara di TPS terdekat ! hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar