2.1 DEFINISI SALURAN
DAN MEDIA KOMUNIKASI PERSUASIF
Menurut H.
Blake dan Edwin O.Haroldsen dalam bukunya “A Taxsonomy of concepta in
comunication” menjelaksan saluran komunikasi sebagai “A Comunication is
the medium utinized to converi a message. It is the avenue or communicate
( reseiver ) “. Jadi yang dimaksud dengan saluran komunikasi adalah media yang
digunakan untuk membawa pesan hal ini berarti bahwa saluran merupakan jalan
atau alat untuk perjalan pesan antara komunikator dengan komunikan .
Saluran
Merupakan wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada
Penerima. Saluran Boleh jadi merujuk pada bentuk pesan verbal atau nonverbal. Pada
dasarnya komunikasi antar manusia menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan
suara. meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita menerima pesan
dari orang lain. Misalnya Anda dapat mencium parfum yang nerangsang fantasi
anda yang liar ketika berdekatan dengan seorang yang tidak anda kenal di sebuah
cafe, Mencicipi kue lebaran yang di suguhkan tuan rumah, atau menjabat tangan sahabat
yang baru lulus sarjana. jabatan tangan tersebut dapat juga menyampaikan lebih
banyak pesan daripada kata-kata.
Saluran juga
merujuk pada penyajian pesan, Komunikasi juga berjalan cepat: Pesan-pesan
sampai kepada khalayak penerima hampir tanpa selisih waktu. Karakteristik ini
kecepatan tentu saja mempunyai beberapa klasifikasi.
Sebuah
novel mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk terselesaikan, Sebuah
serial televisi dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk ditayangkan sampai
selesai. tetapi bila selesai sedikit sekali tenggang waktu yang di perlukan
untuk menyampaikannya kepada khalayak .
Dalam
Proses mengalirnya pesan, ada Proses satu arah dan Proses seleksi atau
dua arah. dalam komunikasi massa, Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang
berjalan dari sumber ke penerima, bahasa (verbal maupun non verbal ) adalah
saluran yang menonjol meskipun pancaindra dan udara yang mengantarkan gelombang
suara juga adalah saluran komunikasi tatap muka tersebut. sebaliknya dengan
komunikasi antarpribadi, komunikasi yang mengalir dari sumber ke penerima dan
kemudian dari penerima kembali ke sumber. Dalam komunikasi massa, pesan
mengalir dari media ke penerima tetapi tidak di kembalikan lagi kecuali berupa
umpan balik dalam bentuk surat pembaca, angket dan semacamnya .
Komunikasi
massa juga proses dua arah. Baik media maupun khalayak melakukan seleksi.
Pertama, Media menyeleksi bagian dari Total populasi yang mereka raih.
Selanjutnya permirsa atau pembaca atau pendengar menyeleksi dari semua media
yang ada . pesan tertentu yang akan mereka ikuti . sebagian akan membaca riau
pos, dan sebagian lagi akan membaca majalah , tabloid dll.
Pemilih pesan akan memilih saluran-saluran
itu tergantung situasi, tujuan yang akan di capai dan jumlah penerima pesan
yang dihadapi. Dalam suatu Peristiwa komunikasi, sebenarnya banyak saluran yang
kita gunakan, meskipun ada salah satunya yang dominan. misalnya dalam
komunikasi langsung, bahasa (verbal maupun non verbal ) adalah saluran yang
menonjol meskipun pancaindra dan udara yang mengantarkan gelombang suara juga
adalah saluran komunikasi tatap muka tersebut.
Saluran
komunikasi dapat dibedakan melalui ciri-ciri sebagai berikut:
1) Saluran merupakan sejenis kumpulan
energi yang disebut medium
2) Saluran membawa kumpulan energi tertentu
dan disebut informasi
3) Saluran merupakan rangkaian
mekanisme atau kaitan antara unit-unit yang berpartisipasi dalam komunikasi
2.2
DIMENSI SALURAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Menurut
Rao (Blake dan Haroldson, 1979:14), paling tidak, saluran memiliki 7 dimensi,
dimana dimensi tersebut memungkinkan kita dapat mengevaluasi efektivitas yang
relatif dari saluran komunikasi yang berbeda. Dimensi-dimensi tersebut adalah :
1. Kredibilitas
saluran
2. Umpan
balik saluran
3. Keterlibatan
saluran
4. Tersedianya
saluran
5. Daya tahan
saluran
6. Kekuatan
multiguna saluran
7. Saling
melengkapi saluran
2.3
KARAKTERISTIK SALURAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Secara
umum, ada dua saluran komunikasi yang dapat dipergunakan dalam upaya penyebarluasan
pesan, yaitu saluran komunikasi personal dan komunikasi non personal atau yang
disebut dengan saluran media massa.
2.3.1
Saluran Komunikasi Personal
Saluran
komunikasi personal, baik yang bersifat langsung melalui perseorangan atau
melalui kelompok, lebih persuasif dibandingkan dengan saluran media massa.
Hal ini karena disebabkan faktor
sebagai berikut:
1) Penyampaian pesan melalui saluran
komunikasi personal dapat dilakukan secara langsung kepada khalayak yang
dituju, bersifat manusiawi dan pribadi.
2) Penyampaian pesan melalui saluran
komunikasi personal dapat dilakukan lebih terperinci dan lebih fleksibel
disesuaikan dengan situasi dan kondisi nyata.
3) Keterlibatan khalayak dalam proses
komunikasi cukup tinggi
4) Komunikator sumber dapat langsung
mengetahui reaksi, umpan balik dan tanggapan dari khalayak atau isi pesan yang
disampaikan
5) Komunikator sumber dapat segera
memberikan penjelasan apabila terdapat kesalahpahaman dan kesalahan persepsi dari pihak yang
menerima pesan/khalayak atas pesan yang disampaikannya.
Dalam hal
dampaknya, upaya penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal ini
dipandang efektif. Dampak atau hasil komunikasi yang terjadi pada pihak yang
meneriman tidak menyangkut aspek kognitif dan afektif, tetapi sampai juga pada
aspek konatif/perilaku. Dengan perilaku lain, dengan komunikasi personal pihak
sumber dapat mempengaruhi pihak penerima dalam pengetahuan, sikap, dan juga
perilakunya. Akan tetapi dalam penggunaan saluran ini juga terdapat kelemahan,
yaitu daya jangkau dan kecepatan pesannya adalah terbatas.
Yang
termasuk dalam saluran komunikasi personal, yaitu :
1. Komunikasi tatap muka (face to face
communication)
Komunikasi tatap muka berlangsung pada
saaat persueder dan persuede saling berhadapan muka, dan di antara mereka dapat
saling melihat. Situasi komunikasi tatap muka memungkinkan persueder untuk
melihat dan mengkaji diri persuede secara langsung, dan biasa disebut juga
komunikasi langsung.
Secara fisik, efek komunikasi tatap muka
dapat dilihat secara langsung respons persuedee atau pesan yang disampaikan
persueder dapat tersalurkan langsung, sehingga umpan balik atas pesan yang
disampaikan persueder terjadi secara langsung pula.
Klasifikasi
komunikasi tatap muka
Menurut effendi, komunikasi tatap muka
berdasarkan jumlah comunikan yang dihadapi komunikator, terdiri dari dua jenis,
yakni komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok. Dalam komunikasi
persuasif, komunikasi tatap muka merupakan situasi yang sangat penting.
Komunikasi persuasif dalam
komunikasi tatap muka
Di antara bentuk-bentuk komunikasi yang
ada, komunikasi persuasif merupakan bentuk yang relatif sulit. Dikatakan sulit
karena tujuan yang hendak di capai adalah perubahan pada diri sasaran (persuadee), baik berupa sikap,
pendapat, maupun perilaku. Dalam komunikasi tatap muka, peluang untuk
mempengaruhi memang relative besar. Hal ini terjadi karena antara persuader dan
persuadee berhadapan langsung. Sejauh mana seorang persuader dapat mempengaruhi
persuadee, tergantung pada situasi yang terjadi.
Menurut berlo, dalam bukunya the process of
communication terdapat variasi situasi komunikasi antarpersonal, yakni (1)
definition physical , (2) action-reaction interdependence, (3) interdependence
of expectations : empathy, (4) interaction. Keempat variasi tersebut akan kita
bahas, dan dikaitkan dengan mekanisme komunikasi persuasif dalam komunikasi
tatap muka.
1. Definition
physical interdependence
Secara realistik, antara persuader dan
persuadee sebenarnya saling mengisi, saling tergantung. Untuk terjadinya proses
komunikasi, kehadiran secara fisik persuader dan persuadee jelas mutlak. Tanpa
adanya salah satu unsure tersebut, maka mustahil komunikasi tatap muka dapat
terjadi. Dalam kondisi tipe ini, masing-masing peserta komunikasi bicarakan apa
saja yang ingin dikemukakan, tanpa ada kaitannya dengan yang dibicarakan pihak
lawan bicara. Disini, masing-masing peserta, tak hanya sekedar memiliki
kesempatan untuk berbicara, dan memberi kepada yang lain untuk hal yang sama.
2. Action-reaction
interdependence
Dalam situasi Action-reaction
interdependence pertukaran pesan antara kedua belah pihak merupakan” Tanggapan”
dari masing-masing lawan bicaranya.dalam situasi action-reaction
interdependence ( Berlo,1961), sumber dapat menggunakan reaksi penerima sebagai
suatu kontrol. Kontrol ini digunakan untuk efektivitas tindakanya sendiri, dan
untuk pedoman tindakanya dimasa depan. Reaksi aatau respon penerima, merupakan
suatu konsekuensi dari tindakan sumber. Konsekuensi tersebut dapat disebut
sebagai umpan balik (feedback) bagi sumber. Jadi umpan balik merupakan tolok
ukur berhasil tidaknya komunikasi yang dilakukan sumber dalam mencapai
tujuannya. Dengan kata lain akibat tindakan atau respon komunikasi adalah umpan
balik, baik untuk sumber maupun penerima.
Komunikasi
sering kali melibatkan saling ketergantungan antara aksi dan reaksi. Apa yang
dikatakan sumber akan mempengaruhi prilaku penerima, dan kejadian tersebut
berlaku pula sebaliknya, dan seterusnya.
Dengan
adanya umpan balik, memungkinkan seseorang untuk mengevaluasikan keberhasilan
dan atau kegagalan komunikasinya. Melalui umpan balik, peserta komunikasi dapat
menentukan apa yang selanjutnya mesti dikemukakan dan dilakukan. Apakah
komunikasi mesti dilanjutkan atau tidak.
Dalam
situasi action-reaction independence peserta komunikasi, baik pengirim maupun
penerima pesan dapat saling mempengaruhi dan menentukan situasi komunikasi
berikutnya. Situasi action-reaction independence merupakan kejadian tahap awal
untuk terjadinya proses komunikasi persuasive. Dalam situasi ini, antara
pengirim dan penerima saling member reaksi atas pesan yang disampaikan,
masing-masing saling mempengaruhi.
3. Interdependence
of expectation : Empathy
Dalam komunikasi persuasif, kemampuan
untuk memprediksi respon atau reaksi lawan bicaranya merupakan suatu keharusan.
Dalam proses komunikasi, masing-masing peserta memiliki prediksi dan harapan
atas satu sama lainnya.
Secara ideal, seorang persuader mestinya
memiliki gambaran tentang penerimanya didalam mengadakan atau membuat
pesan-pesannya. Seorang persuader harus mampu mengantisipasi segala respon
penerima atau persuade yang mungkin terjadi, serta berusaha untuk memprediksi
hal itu jauh sebelumnya. Sebagai ilustrasi, para produsen film telah memiliki
gambaran tentang kecendrungan publik menyukai jenis film yang ditontonnya.
Penerima persuasi memilih dan memperhatikan
pesan-pesan yang disampaikan persuader karena adanya gambaran mereka dan
harapan-harapan mereka atas jenis pesan tertentu yang dibuat oleh persuader
atau sumber. Selain terhadap pesan, persuade juga memiliki gambaran dan
harapan-harapan terhadap diri masing-masing.hal ini pun dapat mempengaruhi
tingkah laku komunikasi.
Gambaran kita tentang diri kita sendiri
dapat mempengaruhi jenis pesan yang dibuat dan pengolahan terhadap pesan-pesan
tersebut. Hal ini berlaku untuk persuader dan persuade. Harapan persuader
tentang tingkah lakunya sendiri dapat mempengauhi jenis-jenis pesan tertentu
yang ia buat.
Seorang persuader dalam melihat dirinya
sendiri dan orang lain didasarkan pada asumsi-asumsi tentang dirinya sendiri
dan orang lain. Ia berasumsi “ mengetahui” dirinya dan orang lain. Persuader
membuat suatu keputusan bahwa ia dapat meramalkan bagaimanaorang lain akan
berbuat. Jika persuader ingin”mengetahui” yang sebenarnya,baik diri sendiri
maupun orang lain,maka ia harus memandang diiri dan orang lain sebagai satu
kesatuan psikologis, yakni satu kesatuan pribadi dengan
pikiran,perasaan,emosi,dll.
Berdasarkan pengamatan,persuader dapat
mengkaji tingkah laku yang tampak (overt).untuk harapan,selain perilaku
overt,seperti keadaan internalnya,kepercayaannya,serta”arti”yang
dimilikinya,perlu diketahuinya.selain itu diperlukan suatu kemampuan khusus
yang disebut dengan”empati” empati adalah kemampuan untuk memproyeksikan diri
kita sendiri ke dalam kepribadian atau pribadi orang lain(berlo,1961).
Ada tiga pandangan tentang empati,yakni
pandangan yang mengatakan bahwa manusia tidak dapat mengembangkan
harapan-harapannya.pandangan ini didasari oleh teori
stimulus-respons(s-r)menurut teori ini,semua yang terdapat dalam komunikasi
hanyalah serangkaian pesan-pesan belaka.artinya suatu pesan dihasilkan oleh
seseorang,dan diamati oleh orang lain.pesan yang dihasilkan merupakan stimulus
dan orang memberikan respons terhadap stimulus yang datang.
Pandangan yang kedua mengatakan bahwa
harapan menuntut adanya keputusan mengenai”apa yang tidak terdapat disni”dan
“yang terjadi sekarang”.untuk hal itu,manusia menciptakan symbol-simbol arbiter
untuk mewakili objek-objek yang tidak tersedia. Manusia harus sanggup
menghasilkan symbol-simbol tersebut dan memanipulasikannya. Menurut pandangan
ini,keunggulan manusia darim hewan adalah kemampuannya dalam menerima dan
memanipulasikan lambing-lambang arbiter.
Pandangan yang ketiga mengatakan bahwa
manusia dapat mengantipasi waktu yang akan datang. Manusia dapat membuat
ramalan-ramalan tentang hubungan antara (1)tingkah laku tertentu pada diri
kita, (2) tingkah laku selanjutnya pada orang lain,dan(3) tngkah laku
selanjutnya pada diri kita. Jadi menurut pandangan yang ketiga ini,manusia
berbuat tidak hanya sekedar bertindak dan mengadakan reaaksi belaka.manusia
mengembangkan harapan-harapan mengenai orang lain yang mempengaruhi perbuatan
atau tindakan kita sendri.
4. Interaksi:
the goat human communication
Interaction atau interaksi menurut Berlo
(1961 ) adalah adanya proses pengambilan peranan secara timbale balik dan
pelaksanaa tingkah laku empati secara timbal balik.
Jika dua individu membuat penyimpulan
mengenai peranannya masing-masing, serta mengambil peranan pihak lain pada saat
yang sama, selain itu, tingkah laku komunikasi mereka bergantung pada
pengambilan peranan secara timbal balik, maka mereka berkomunikasi dengan jalan
mengadakan interaksi satu sama lain.
Dalam interaksi, seorang persuader
mempengaruhi persuade, dan sebaliknya, melalui pengembangan hipotesis-hipotesis
tentang apakah tindakan-tindakan yang dilakukan, apakah hal itu sesuai dengan
tujuan sumber dan penerima, dan sebagainya.
Bila dua orang berinteraksi, bararti
mereka meletakkan dirinya masing-masing kedalam diri pihak lainnya, berusaha
untuk mengamati suatu objek, sebagai mana yang diamati pihak lainnya, berusaha
untuk memprediksi bagaimana pihak lain akan merespons.
Interaksi mencakup pengembalian peran
secara timbale balik dengan mempratikkan kemampuan empati secara timbal balik
pula. Tujuan interaksi adalah penggambungan antara diri sendiri dan orang lain,
dan diharapkan melalui mekanisme ini, seorang persuader dapat mengantisipasi
serta berbuat sesuai dengan kebutuhan bersama antara persuader dan persude.
2.
Komunikasi
antarpersonal
Blake dan Haroldsen medefinisikan
komunikasi antarpersonal sebagai komunikasi langsung antara dua orang atau
lebih cara fisik, di mana semua indera berfungsi, dan umpan balik bisa secara
langsung.
Secara luas, hovland memberi batasan
komunikasi antarpersonal sebagai situasi
interaksi ketika seorang individu memberikan rangsangan (biasanya berupa
lambang verbal) untuk mengubah perilaku individu yang lain dalam situasi tatap
muka.
Dalam komunikasi antarpersonal
diperlukan adanya hubungan yang interpenden, yakni hubungan yang saling tergantung
secara timbal balik antara komunikator dan komunikan. Sejauh mana hubungan
timbal balik terjadi hal ini tergantung pada situasi yang terjadi.
Karakteristik
komunikasi Antarpersonal:
Barnlund
(1968;8-10) mengidentifikasi lima karakteristik komunikasi antarpersonal,
sebagai berikut:
1. Kondisi
awal, yakni perceptual engagement atau kesamaan perceptual, yakni dua orang
atau lebih menunjukkan situasi kedekatan secara fisik. Walaupun merupakan dasar
yang tidak lengkap bagi komunikasi interpersonal, hal ini merupakan
kependekatan kontak social yang elementer, yang merupakan persyaratan untuk
terjadinya komunikasi antarpersona.
2. Kesamaan
perceptual memberikan saling ketergantungan komunikasi, yang memberikan
pemusatan interaksi fokus tunggal untuk perhatian kognitif dan visual, seperti
dalam percakapan. Dalam interaksi yang terfokus, masing-masing partisipan
memberikan tanda melalui respons langsung kepada partisipans lain.
3. Terjadinya
interaksi yang memusat melalui pertukaran pesan. Dalam pertukaran tersebut, peserta
komunikasi antarpersona memberikan tanda kepada yang lain, yang mereka pikir,
partisipan yang lain akan menginterprestasikannya seperti yang diharapkannya.
Tanda tersebut akan membawa pesan yang diharapkan kepada yang lain.
4. Interaksi
merupakan dasar dari komunikasi tatap muka. Dalam hal ini, semua alat indera
digunakan dan peserta dapat saling berhadapan muka sepenuhnya.
5. Setting
atau latar kejadian interpersonal merupakan kondisi tidak terstruktur,
aturan-aturan untuk frekuensi, bentuk, atau isi pesan interpersonal tidak
begitu ketat.
Berdasarkan karakteristik komunikasi
interpersonal yang telah dikemukakan, Nampak jelas bahwa komunikasi
antarpersona memperhatikan aspek-aspek dalam situasi social informal. Dalam
kondisi tetap muka personal saling berhadapan, memfokuskan interaksinya, dan
terjadi pertukaran tanda, baik verbal maupun nonverbal, secara timbal balik.
2.3.2
Saluran Media Massa (Non-personal)
Saluran
media massa mempunyai jangkauan yang luas, bahkan tidak terbatas kemampuan
persuasifnya.
Pengertian
media massa yang dimaksud tidak hanya terbatas pada surat kabar, majalah,
televisi, radio, tetapi juga mencakup media lainnya seperti billboard, leaflet,
booklet dll. Namun kelima faktor yang disebutkan diatas yang merupakan
kelebihan yang dimiliki oleh saluran komunikasi personal, tidak miliki oleh
saluran media massa.
Dampak
penyampaian pesan melalui komunikasi media massa, umumnya hanya menyangkut
aspek kognitif. oleh karena itu, penggunaan saluran media massa biasanya hanya
dititikberatkan pada pembentukan keahlian, pengetahuan, dan ingatan khalayak
atas kesatuan isi pesan.
Berikut
akan diberikan gamabaran antara saluran komunikasi personal dan saluran
komunikasi media massa.
PERBEDAAN
KARAKTERISTIK SALURAN KOMUNIKASI PERSONAL DAN SALURAN MEDIA MASSA
|
||
KARAKTERISTIK
|
SALURAN
PERSONAL
|
SALURAN
MEDIA MASSA
|
1. Arus pesan
|
Dua
arah
|
Satu
arah
|
2. Bentuk komunikasi
|
Langsung
|
Melalui
media
|
3. Konteks
|
Pribadi
|
Umum/insure
|
4. Feedback
|
Tinggi
|
Rendah
|
5. Selektivitas pesan
|
Tinggi
|
Rendah
|
6. Kecepatan menjangkau khalayak
|
Lambat
|
Cepat
|
7. Efek/akibat hasil
|
Pengetahua,
perubahan sikap dan perilaku
|
Penambahan
pengetahuan
|
Disamping
komunikasi personal dan media massa, masyarakat kita juga mengenal saluran
media lainnya yang disebut dengan media tradisional. Media tradisional ini juga
mencakup berbagai macam bentuk kesenian seperti wayang golek, ludruk, ketoprak,
lenong betawi, dan sebagainya.
Media
tradisional ini juga efektif dipergunakan sebagai saluran komunikasi persuasif
atau promosi suatu idea atau produk. Hal ini dimungkinkan karena selain ia
popular dan dekat dengan masyarakat pendukungnya, penyampaian pesan-pesan
melalui media tradisional ini dapat dilakukan sesuai dengan kerangka nilau
buday masyarakat setempat yang peerlu diperhatikan adalah bahwa penyisipan
pesannya harus disesuaikan dengan karakteristik komunikasi dari masing-masing
medium tradisonal.
Oleh karena
itu untuk mendapatkan hasil komunikasi yang lebih optimal, akan lebih baik bila
dipergunakan kombinasi atau gabungan penggunaan saluran komunikasi personal, saluran
media massa, dan saluran media tradisonal.
Alat – alat Komunikasi dalam Media Massa:
1. Televisi
Televisi ini
adalah Media yang memancarkan suara dan gambar secara mudah. Televisi
mempengaruhi eksistensi suatu kebudayaan , Medium untuk mentranmisikan
pengalaman, mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan audiens.
2. Radio
Radio ini
menggunakan gelombang suara yang bisa kita dengar di mana saja yang
yangdipancarkan dari stasiun pemancar.
3. Surat
kabar
Surat kabar
mempunyai fungsi umum . yaitu merupakan sumber informasi tentang apa yang
sedang terjadi di dunia atu di daerah setempat.Fungsi kedua Untuk menghibur
baik di rubik seni, olahraga atau komik.
4. Majalah
Majalah
bersifat Umum dan khusus. Seperti program tv kabel yang difokuskan pada
khalayak khusus, banyak majalah sekarang yang diarahkan kepada kelompok kecil
khalayak yang khusus.
Efektivitas media massa dalam komunikasi persuasif
Efek media massa terhadap perilaku manusia telah diteliti sejak awal abad
ke 20. Hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya variatif. Disatu sisi
media massa menunnjukan pengaruhnya, namun disisi lain malah sebaliknya.
Manakah yang benar ?
Dalam hasil pengkajian rahmat atas beberapa penelitian tentang media massa
. menunjukkan bahwa tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media masa
tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa
tersebut. Boleh jadi faktor isi pesan mula – mula amat berpengaruh , tetapi
kemudia jenis media itu diperhatikan , apapun yang disiarkannya. Agar kita
merasa yakin akan persuasi yang dilakukan media massa , marilah kita kaji
beberapa teori yang berkaitan dengan persuasi dalam media massa.
Teori – teori Efek Media Massa dalam mempersuasif
1. The
bullet theory atau teori peluru
Merupakan
konsepsi pertama yang muncul, berkenaan dengan efek media massa. Dalam teori
ini dibahas mengenai pengaruh pesan yang disalurkan melalui media massa , dan
mengatakan bahwa media massa itu ampuh untuk mengubah prilaku massa.
2. The
limited – effects model
Menurut
model pengaruh terbatas , komunikasi massa hanya mempunyai pengaruh yang kecil
saja terhadap khalayaknya. Hal ini dibuktikan melalui penelitian hovland
terhadap tentara . hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa efek film hanya
dapat mentransmisikan informasi , ketimbang mengubah sikap khalayak , demikian
pula penelitian azarsfeld tentang pemilihan umum, Menunjukkan bahwa kampanye
melalui V hanya sedikit mempengaruhi khalayak sasaran.
3. Cultivation
theory
Gebner dan
kawan – kawannya mengembangkan theori ini dengan mengemukakan argumennya bahwa
televisi telah menjadi tangan central kebudayaan di AS ia mengemukakan TV telah
menjadi bagian dari anggota keluarga yang terpenting yang selalu mengisi
sebagian besar waktu yang ada.
4. The
effects of syinthetic experience
Teori ini
berawal dari hasil peneliatian funkhouser dan shaw (1990)
Mereka
mengatakan bahwa gambar bergerak, televisi, dan komputer dapat membentuk
persepsi khalayak tentang realitas, yaitu dapaat memanipulasi dan merancanakan
kembali ,tidak hanya isi , tetapi juga proses dari pengalaman berkomunikasi
.kesimpulannya adalah bahwa media elaktronik menampilkan jenis pengalaman
tiruan . pengalaman tiruan tersebut apakh dalam hal warna,tentang hal – hal
yang menyimpang, dan lainnya, telah menurunkan martabat manusia dalam hal cara
memandang terhadap kebudayaan ( severin dan tankard 1992)
5. The
spiral of silence
Dikembangkan
oleh Elizabeth noelle – neumann mereka berargumen bahwa media massa mempunyai
efek yang kuat dalam opini public, karena merupan sumber bagi seseorang dalam
memperoleh informasi.
Spiral
kebisuan yang ditimbulkan media massa dapat terjadi melalui hal – hal seperti
audience yang membentuk pesan opini itu.
a. Dominan
b. Mengalami
peningkatan
c. Dapat
dikeluarkan seseorang dalam publik tanpa membuatnya terisolasi
6. Media
Hegemony
Menurut
teori ini ide – ide dari golongan yang berkuasa dalam suatu masyarakat
merupakan ide – ide yang nerlaku dalam masyarakat itu sendiri. Menurut teori
ini media massa merupakan alat pengontrol oleh golongan yang dominan dalam
suatu masyarakat, dan di pandang sebagai pembantu dalam menggunakan kontrol
dari golongan tersebut pada seluruh masyarakat. ( sallach , 1974)
7. Effects
of television violence
Kajian dan
penelitian tentang efek kekerasan di yang ditimbulkan oleh Tv berangkat oleh
teory belajar sosial yanga dikemukakan oleh bandura. Teori belajar sosial
berargumen bahwa orang cenderung untuk meniru prilaku yang diamatinya, stimuli
menjadi teladan untuk prilaku (rahmad, 1968)
8. The
Powerful effects model
Dikemukakan
oleh elizabet noele nouman 1973 teori ini memperkuat teori sebelumnya, spiral
of silence . teori ini berpendapat bahwa media massa dapat mempengaruhi prilaku
khalayak.
2.4
MEDIA
DAN TEKNOLOGI DALAM KOMUNIKASI PERSUASIF
Media dan
teknologi merupakan bagian dari media massa yang menjadi sumber berita dan
hiburan, serta membawa pesan persuasif. Dunia ini dengan segala isi dan
peristiwanya tidak bisa melepaskan diri dari kaitannya dengan media massa.
Demikian juga sebaliknya, media massa tidak bisa melepaskan diri dari dunia
dengan segala isi dengan peristiwanya. Hal ini disebabkan karena hubungan
antara keduanya sangatlah erat sehingga menjadi saling bergantung dan saling
membutuhkan. Segala isi dan peristiwa yang ada didunia menjadi sumber informasi
bagi media massa. Selanjutnya, media massa mempunyai tugas dan kewajiban selain
menjadi sarana dan prasarana komunikasi untuk mengakomodasi segala jenis isi
dunia dan peristiwa-periatiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau
publikasimya dalam aneka wujud dari yang kurang sampai yang menarik, dari yang
tidak menyenangkan sampai yang sangat menyenangkan tanpa ada batasan kurun
waktu.
Proses persuasif dalam
TV merupakan suatu mekanisme proses belajar. Hal ini berkaitan dengan motivasi
audiens. Radio, yang sifatnya khas auditif dapat mempengaruhi audiens dalam
aspek kognitif, karena melalui radio pengetahuan kita akan berubah.
1.
Kekuatan Media
Massa Cetak
Media massa cetak dalam konteks ini
dibatasi dalam bentuk surat kabar dan majalah, merupakan sarana komunikasi dan
persuasi bagi para praktisi politik, partisipan politik dan pemerhati politik.
Sebagai sarana komunikasi, media massa cetak tersebut dijadikan untuk
mensosialisasikan visi dan misi dari partai politik.
Media massa tersebut bisa menarik karena
sifatnya yang lama dalam pengertian bahwa informasi yang dipublikasikan
tersebut bisa disimpan tanpa harus melakukan “wording” sebagaimana dalam media
massa siaran dan kemudian informasi tersebut bisa mudah didapatkan kembali
sewaktu-waktu diperlukan. Dengan demikian media massa cetak bukan media
komunikasi informasi dan persuasi yang lewat begitu saja sebagaimana yang
terjadi dalam media massa siaran baik radio maupun televisi . Dan disinilah letak kekuatan media massa cetak.
2.
Iklan dalam
Komunikasi Persuasif
Iklan adalah setiap bentuk komunikasi
yang dimaksudkan untuk memotivasi seorang pembeli personal dan memperomosikan
penjual produk barang/ jasa, untuk memperngaruhi pendapat publik, memenangkan
dukungan publik, untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan pemasang iklan.
Media komunikasi bukan hanya
terpaku pada media komunikasi massa seperti pada umumnya berupa televisi,
radio, dan koran saja. Karya sastra juga merupakan media untuk
mengkomunikasikan ide atau gagasan si pencipta kepada khalayak luas. Pencipta
karya sastra bisa menuangkan saran, sindiran, atau informasi lainnya sesuai
dengan peristiwa yang biasanya sedang hangat dibicarakan.
Pada akhirnya bahwa sebenarnya media apapun yang dipakai sebagai alat
komunikasi asalkan dilakukan dengan perencanaan komunikasi yang baik, pasti
pesan ang terdapat di dalamnya akan tersampaikan pada komunikan dengan baik
juga. Itu
sama saja dengan apabila kita menulis karya sastra dengan hati, masyarakat yang
menerima pesannya pun akan tersampaikan dengan hati.
2.5
HAMBATAN PADA
SALURAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Hambatan
pada saluran terjadi karena adanya ketidak-beresan pada saluran komunikasi. Hal
ini juga dikatakan sebagai hambatan media karena media berarti alat untuk menyampaikan
pesan. Gangguan-gangguan seperti ini disebut noise. Kabel telepon terputus,
suara radio tidak jelas, tulisan tak jelas, suara tidak jelas, gambar pada
televisi tidak jelas, dan sejenisnya, itu semua menunjukkan ketidakberesan
saluran komunikasi atau media tadi.
Hambatan-hambatan teknis seperti tersebut biasanya di luar kemapuan komunikator. Tugas komunikator atau dalam hal ini yang penting adalah persiapannya dalam menentukan atau memilih media yang digunakannya.
Hambatan-hambatan teknis seperti tersebut biasanya di luar kemapuan komunikator. Tugas komunikator atau dalam hal ini yang penting adalah persiapannya dalam menentukan atau memilih media yang digunakannya.
terima kasih, sangat membantu
BalasHapus