Laman

Jumat, 22 Agustus 2014

FAKTOR SALURAN DAN MEDIA DALAM KOMUNIKASI PERSUASIF



2.1 DEFINISI SALURAN DAN MEDIA KOMUNIKASI PERSUASIF
Menurut H. Blake dan  Edwin O.Haroldsen dalam bukunya “A Taxsonomy of concepta in comunication” menjelaksan saluran komunikasi sebagai “A Comunication  is the medium utinized to converi a message. It  is the avenue or communicate ( reseiver ) “. Jadi yang dimaksud dengan saluran komunikasi adalah media yang digunakan untuk membawa pesan hal ini berarti bahwa saluran merupakan jalan atau  alat untuk perjalan pesan antara komunikator dengan komunikan .
Saluran Merupakan wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada Penerima. Saluran Boleh jadi merujuk pada bentuk pesan verbal atau nonverbal. Pada dasarnya komunikasi antar manusia menggunakan dua saluran, yakni cahaya dan suara. meskipun kita bisa juga menggunakan kelima indra kita menerima pesan dari orang lain. Misalnya Anda dapat mencium parfum yang nerangsang fantasi anda yang liar ketika berdekatan dengan seorang yang tidak anda kenal di sebuah cafe, Mencicipi kue lebaran yang di suguhkan tuan rumah, atau menjabat tangan sahabat yang baru lulus sarjana. jabatan tangan tersebut dapat juga menyampaikan lebih banyak pesan daripada kata-kata.
Saluran juga merujuk pada penyajian pesan, Komunikasi juga berjalan cepat: Pesan-pesan sampai kepada khalayak penerima hampir tanpa selisih waktu. Karakteristik ini kecepatan tentu saja mempunyai beberapa klasifikasi.
Sebuah novel mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk terselesaikan, Sebuah serial televisi dapat memakan waktu bertahun-tahun untuk ditayangkan sampai selesai. tetapi bila selesai sedikit sekali tenggang waktu yang di perlukan untuk menyampaikannya kepada khalayak .
Dalam Proses mengalirnya pesan, ada Proses satu arah dan Proses  seleksi atau dua arah. dalam komunikasi massa, Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berjalan dari sumber ke penerima, bahasa (verbal maupun non verbal ) adalah saluran yang menonjol meskipun pancaindra dan udara yang mengantarkan gelombang suara juga adalah saluran komunikasi tatap muka tersebut. sebaliknya dengan komunikasi antarpribadi, komunikasi yang mengalir dari sumber ke penerima dan kemudian dari penerima kembali ke sumber. Dalam komunikasi massa, pesan mengalir dari media ke penerima tetapi tidak di kembalikan lagi kecuali berupa umpan balik dalam bentuk surat pembaca, angket dan semacamnya .
Komunikasi massa juga proses dua arah. Baik media maupun khalayak melakukan seleksi. Pertama, Media menyeleksi bagian dari Total populasi yang mereka raih. Selanjutnya permirsa atau pembaca atau pendengar menyeleksi dari semua media yang ada . pesan tertentu yang akan mereka ikuti . sebagian akan membaca riau pos, dan sebagian lagi akan membaca majalah , tabloid dll.
Pemilih pesan akan memilih saluran-saluran itu tergantung situasi, tujuan yang akan di capai dan jumlah penerima pesan yang dihadapi. Dalam suatu Peristiwa komunikasi, sebenarnya banyak saluran yang kita gunakan, meskipun ada salah satunya yang dominan. misalnya dalam komunikasi langsung, bahasa (verbal maupun non verbal ) adalah saluran yang menonjol meskipun pancaindra dan udara yang mengantarkan gelombang suara juga adalah saluran komunikasi tatap muka tersebut.
Saluran komunikasi dapat dibedakan melalui ciri-ciri sebagai berikut:
1)      Saluran merupakan sejenis kumpulan energi yang disebut medium
2)      Saluran membawa kumpulan energi tertentu dan disebut informasi
3)       Saluran merupakan rangkaian mekanisme atau kaitan antara unit-unit yang berpartisipasi dalam komunikasi




2.2 DIMENSI SALURAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Menurut Rao (Blake dan Haroldson, 1979:14), paling tidak, saluran memiliki 7 dimensi, dimana dimensi tersebut memungkinkan kita dapat mengevaluasi efektivitas yang relatif dari saluran komunikasi yang berbeda. Dimensi-dimensi tersebut adalah :
1.    Kredibilitas saluran
2.    Umpan balik saluran
3.    Keterlibatan saluran
4.    Tersedianya saluran
5.    Daya tahan saluran
6.    Kekuatan multiguna saluran
7.    Saling melengkapi saluran

2.3 KARAKTERISTIK SALURAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Secara umum, ada dua saluran komunikasi yang dapat dipergunakan dalam upaya penyebarluasan pesan, yaitu saluran komunikasi personal dan komunikasi non personal atau yang disebut dengan saluran media massa.

2.3.1        Saluran Komunikasi Personal
Saluran komunikasi personal, baik yang bersifat langsung melalui perseorangan atau melalui kelompok, lebih persuasif dibandingkan dengan saluran media massa.
Hal ini karena disebabkan faktor sebagai berikut:
1)      Penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal dapat dilakukan secara langsung kepada khalayak yang dituju, bersifat manusiawi dan pribadi.
2)      Penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal dapat dilakukan lebih terperinci dan lebih fleksibel disesuaikan dengan situasi dan kondisi nyata.
3)      Keterlibatan khalayak dalam proses komunikasi cukup tinggi
4)      Komunikator sumber dapat langsung mengetahui reaksi, umpan balik dan tanggapan dari khalayak atau isi pesan yang disampaikan
5)      Komunikator sumber dapat segera memberikan penjelasan apabila terdapat kesalahpahaman  dan kesalahan persepsi dari pihak yang menerima pesan/khalayak atas pesan yang disampaikannya.

Dalam hal dampaknya, upaya penyampaian pesan melalui saluran komunikasi personal ini dipandang efektif. Dampak atau hasil komunikasi yang terjadi pada pihak yang meneriman tidak menyangkut aspek kognitif dan afektif, tetapi sampai juga pada aspek konatif/perilaku. Dengan perilaku lain, dengan komunikasi personal pihak sumber dapat mempengaruhi pihak penerima dalam pengetahuan, sikap, dan juga perilakunya. Akan tetapi dalam penggunaan saluran ini juga terdapat kelemahan, yaitu daya jangkau dan kecepatan pesannya adalah terbatas.

Yang termasuk dalam saluran komunikasi personal, yaitu :
1.      Komunikasi tatap muka (face to face communication)
Komunikasi tatap muka berlangsung pada saaat persueder dan persuede saling berhadapan muka, dan di antara mereka dapat saling melihat. Situasi komunikasi tatap muka memungkinkan persueder untuk melihat dan mengkaji diri persuede secara langsung, dan biasa disebut juga komunikasi langsung.
Secara fisik, efek komunikasi tatap muka dapat dilihat secara langsung respons persuedee atau pesan yang disampaikan persueder dapat tersalurkan langsung, sehingga umpan balik atas pesan yang disampaikan persueder terjadi secara langsung pula.



Klasifikasi komunikasi tatap muka
Menurut effendi, komunikasi tatap muka berdasarkan jumlah comunikan yang dihadapi komunikator, terdiri dari dua jenis, yakni komunikasi antarpersonal dan komunikasi kelompok. Dalam komunikasi persuasif, komunikasi tatap muka merupakan situasi yang sangat penting.

Komunikasi persuasif dalam komunikasi tatap muka
Di antara bentuk-bentuk komunikasi yang ada, komunikasi persuasif merupakan bentuk yang relatif sulit. Dikatakan sulit karena tujuan yang hendak di capai adalah perubahan pada  diri sasaran (persuadee), baik berupa sikap, pendapat, maupun perilaku. Dalam komunikasi tatap muka, peluang untuk mempengaruhi memang relative besar. Hal ini terjadi karena antara persuader dan persuadee berhadapan langsung. Sejauh mana seorang persuader dapat mempengaruhi persuadee, tergantung pada situasi yang terjadi.
 Menurut berlo, dalam bukunya the process of communication terdapat variasi situasi komunikasi antarpersonal, yakni (1) definition physical , (2) action-reaction interdependence, (3) interdependence of expectations : empathy, (4) interaction. Keempat variasi tersebut akan kita bahas, dan dikaitkan dengan mekanisme komunikasi persuasif dalam komunikasi tatap muka.
1.      Definition physical interdependence
         Secara realistik, antara persuader dan persuadee sebenarnya saling mengisi, saling tergantung. Untuk terjadinya proses komunikasi, kehadiran secara fisik persuader dan persuadee jelas mutlak. Tanpa adanya salah satu unsure tersebut, maka mustahil komunikasi tatap muka dapat terjadi. Dalam kondisi tipe ini, masing-masing peserta komunikasi bicarakan apa saja yang ingin dikemukakan, tanpa ada kaitannya dengan yang dibicarakan pihak lawan bicara. Disini, masing-masing peserta, tak hanya sekedar memiliki kesempatan untuk berbicara, dan memberi kepada yang lain untuk hal yang sama.
2.      Action-reaction interdependence
Dalam situasi Action-reaction interdependence pertukaran pesan antara kedua belah pihak merupakan” Tanggapan” dari masing-masing lawan bicaranya.dalam situasi action-reaction interdependence ( Berlo,1961), sumber dapat menggunakan reaksi penerima sebagai suatu kontrol. Kontrol ini digunakan untuk efektivitas tindakanya sendiri, dan untuk pedoman tindakanya dimasa depan. Reaksi aatau respon penerima, merupakan suatu konsekuensi dari tindakan sumber. Konsekuensi tersebut dapat disebut sebagai umpan balik (feedback) bagi sumber. Jadi umpan balik merupakan tolok ukur berhasil tidaknya komunikasi yang dilakukan sumber dalam mencapai tujuannya. Dengan kata lain akibat tindakan atau respon komunikasi adalah umpan balik, baik untuk sumber maupun penerima.
  Komunikasi sering kali melibatkan saling ketergantungan antara aksi dan reaksi. Apa yang dikatakan sumber akan mempengaruhi prilaku penerima, dan kejadian tersebut berlaku pula sebaliknya, dan seterusnya.
  Dengan adanya umpan balik, memungkinkan seseorang untuk mengevaluasikan keberhasilan dan atau kegagalan komunikasinya. Melalui umpan balik, peserta komunikasi dapat menentukan apa yang selanjutnya mesti dikemukakan dan dilakukan. Apakah komunikasi mesti dilanjutkan atau tidak.
  Dalam situasi action-reaction independence peserta komunikasi, baik pengirim maupun penerima pesan dapat saling mempengaruhi dan menentukan situasi komunikasi berikutnya. Situasi action-reaction independence merupakan kejadian tahap awal untuk terjadinya proses komunikasi persuasive. Dalam situasi ini, antara pengirim dan penerima saling member reaksi atas pesan yang disampaikan, masing-masing saling mempengaruhi.
3.      Interdependence of expectation : Empathy
Dalam komunikasi persuasif, kemampuan untuk memprediksi respon atau reaksi lawan bicaranya merupakan suatu keharusan. Dalam proses komunikasi, masing-masing peserta memiliki prediksi dan harapan atas satu sama lainnya.
Secara ideal, seorang persuader mestinya memiliki gambaran tentang penerimanya didalam mengadakan atau membuat pesan-pesannya. Seorang persuader harus mampu mengantisipasi segala respon penerima atau persuade yang mungkin terjadi, serta berusaha untuk memprediksi hal itu jauh sebelumnya. Sebagai ilustrasi, para produsen film telah memiliki gambaran tentang kecendrungan publik menyukai jenis film yang ditontonnya.
Penerima persuasi memilih dan memperhatikan pesan-pesan yang disampaikan persuader karena adanya gambaran mereka dan harapan-harapan mereka atas jenis pesan tertentu yang dibuat oleh persuader atau sumber. Selain terhadap pesan, persuade juga memiliki gambaran dan harapan-harapan terhadap diri masing-masing.hal ini pun dapat mempengaruhi tingkah laku komunikasi.
Gambaran kita tentang diri kita sendiri dapat mempengaruhi jenis pesan yang dibuat dan pengolahan terhadap pesan-pesan tersebut. Hal ini berlaku untuk persuader dan persuade. Harapan persuader tentang tingkah lakunya sendiri dapat mempengauhi jenis-jenis pesan tertentu yang ia buat.
Seorang persuader dalam melihat dirinya sendiri dan orang lain didasarkan pada asumsi-asumsi tentang dirinya sendiri dan orang lain. Ia berasumsi “ mengetahui” dirinya dan orang lain. Persuader membuat suatu keputusan bahwa ia dapat meramalkan bagaimanaorang lain akan berbuat. Jika persuader ingin”mengetahui” yang sebenarnya,baik diri sendiri maupun orang lain,maka ia harus memandang diiri dan orang lain sebagai satu kesatuan psikologis, yakni satu kesatuan pribadi dengan pikiran,perasaan,emosi,dll.
Berdasarkan pengamatan,persuader dapat mengkaji tingkah laku yang tampak (overt).untuk harapan,selain perilaku overt,seperti keadaan internalnya,kepercayaannya,serta”arti”yang dimilikinya,perlu diketahuinya.selain itu diperlukan suatu kemampuan khusus yang disebut dengan”empati” empati adalah kemampuan untuk memproyeksikan diri kita sendiri ke dalam kepribadian atau pribadi orang lain(berlo,1961).
Ada tiga pandangan tentang empati,yakni pandangan yang mengatakan bahwa manusia tidak dapat mengembangkan harapan-harapannya.pandangan ini didasari oleh teori stimulus-respons(s-r)menurut teori ini,semua yang terdapat dalam komunikasi hanyalah serangkaian pesan-pesan belaka.artinya suatu pesan dihasilkan oleh seseorang,dan diamati oleh orang lain.pesan yang dihasilkan merupakan stimulus dan orang memberikan respons terhadap stimulus yang datang.
Pandangan yang kedua mengatakan bahwa harapan menuntut adanya keputusan mengenai”apa yang tidak terdapat disni”dan “yang terjadi sekarang”.untuk hal itu,manusia menciptakan symbol-simbol arbiter untuk mewakili objek-objek yang tidak tersedia. Manusia harus sanggup menghasilkan symbol-simbol tersebut dan memanipulasikannya. Menurut pandangan ini,keunggulan manusia darim hewan adalah kemampuannya dalam menerima dan memanipulasikan lambing-lambang arbiter.
Pandangan yang ketiga mengatakan bahwa manusia dapat mengantipasi waktu yang akan datang. Manusia dapat membuat ramalan-ramalan tentang hubungan antara (1)tingkah laku tertentu pada diri kita, (2) tingkah laku selanjutnya pada orang lain,dan(3) tngkah laku selanjutnya pada diri kita. Jadi menurut pandangan yang ketiga ini,manusia berbuat tidak hanya sekedar bertindak dan mengadakan reaaksi belaka.manusia mengembangkan harapan-harapan mengenai orang lain yang mempengaruhi perbuatan atau tindakan kita sendri.
4.      Interaksi: the goat human communication
Interaction atau interaksi menurut Berlo (1961 ) adalah adanya proses pengambilan peranan secara timbale balik dan pelaksanaa tingkah laku empati secara timbal balik.
Jika dua individu membuat penyimpulan mengenai peranannya masing-masing, serta mengambil peranan pihak lain pada saat yang sama, selain itu, tingkah laku komunikasi mereka bergantung pada pengambilan peranan secara timbal balik, maka mereka berkomunikasi dengan jalan mengadakan interaksi satu sama lain.
        Dalam interaksi, seorang persuader mempengaruhi persuade, dan sebaliknya, melalui pengembangan hipotesis-hipotesis tentang apakah tindakan-tindakan yang dilakukan, apakah hal itu sesuai dengan tujuan sumber dan penerima, dan sebagainya.
        Bila dua orang berinteraksi, bararti mereka meletakkan dirinya masing-masing kedalam diri pihak lainnya, berusaha untuk mengamati suatu objek, sebagai mana yang diamati pihak lainnya, berusaha untuk memprediksi bagaimana pihak lain akan merespons.
        Interaksi mencakup pengembalian peran secara timbale balik dengan mempratikkan kemampuan empati secara timbal balik pula. Tujuan interaksi adalah penggambungan antara diri sendiri dan orang lain, dan diharapkan melalui mekanisme ini, seorang persuader dapat mengantisipasi serta berbuat sesuai dengan kebutuhan bersama antara persuader dan persude.
2.      Komunikasi antarpersonal
Blake dan Haroldsen medefinisikan komunikasi antarpersonal sebagai komunikasi langsung antara dua orang atau lebih cara fisik, di mana semua indera berfungsi, dan umpan balik bisa secara langsung.
Secara luas, hovland memberi batasan komunikasi antarpersonal  sebagai situasi interaksi ketika seorang individu memberikan rangsangan (biasanya berupa lambang verbal) untuk mengubah perilaku individu yang lain dalam situasi tatap muka.
Dalam komunikasi antarpersonal diperlukan adanya hubungan yang interpenden, yakni hubungan yang saling tergantung secara timbal balik antara komunikator dan komunikan. Sejauh mana hubungan timbal balik terjadi hal ini tergantung pada situasi yang terjadi.

Karakteristik komunikasi Antarpersonal:
Barnlund (1968;8-10) mengidentifikasi lima karakteristik komunikasi antarpersonal, sebagai berikut:
1.      Kondisi awal, yakni perceptual engagement atau kesamaan perceptual, yakni dua orang atau lebih menunjukkan situasi kedekatan secara fisik. Walaupun merupakan dasar yang tidak lengkap bagi komunikasi interpersonal, hal ini merupakan kependekatan kontak social yang elementer, yang merupakan persyaratan untuk terjadinya komunikasi antarpersona.
2.      Kesamaan perceptual memberikan saling ketergantungan komunikasi, yang memberikan pemusatan interaksi fokus tunggal untuk perhatian kognitif dan visual, seperti dalam percakapan. Dalam interaksi yang terfokus, masing-masing partisipan memberikan tanda melalui respons langsung kepada partisipans lain.
3.      Terjadinya interaksi yang memusat melalui pertukaran pesan. Dalam pertukaran tersebut, peserta komunikasi antarpersona memberikan tanda kepada yang lain, yang mereka pikir, partisipan yang lain akan menginterprestasikannya seperti yang diharapkannya. Tanda tersebut akan membawa pesan yang diharapkan kepada yang lain.
4.      Interaksi merupakan dasar dari komunikasi tatap muka. Dalam hal ini, semua alat indera digunakan dan peserta dapat saling berhadapan muka sepenuhnya.
5.      Setting atau latar kejadian interpersonal merupakan kondisi tidak terstruktur, aturan-aturan untuk frekuensi, bentuk, atau isi pesan interpersonal tidak begitu ketat.

    Berdasarkan karakteristik komunikasi interpersonal yang telah dikemukakan, Nampak jelas bahwa komunikasi antarpersona memperhatikan aspek-aspek dalam situasi social informal. Dalam kondisi tetap muka personal saling berhadapan, memfokuskan interaksinya, dan terjadi pertukaran tanda, baik verbal maupun nonverbal, secara timbal balik.

2.3.2        Saluran Media Massa (Non-personal)
Saluran media massa mempunyai jangkauan yang luas, bahkan tidak terbatas kemampuan persuasifnya.
Pengertian media massa yang dimaksud tidak hanya terbatas pada surat kabar, majalah, televisi, radio, tetapi juga mencakup media lainnya seperti billboard, leaflet, booklet dll. Namun kelima faktor yang disebutkan diatas yang merupakan kelebihan yang dimiliki oleh saluran komunikasi personal, tidak miliki oleh saluran media massa.
Dampak penyampaian pesan melalui komunikasi media massa, umumnya hanya menyangkut aspek kognitif. oleh karena itu, penggunaan saluran media massa biasanya hanya dititikberatkan pada pembentukan keahlian, pengetahuan, dan ingatan khalayak atas kesatuan isi pesan.
Berikut akan diberikan gamabaran antara saluran komunikasi personal dan saluran komunikasi media massa.

PERBEDAAN KARAKTERISTIK SALURAN KOMUNIKASI PERSONAL DAN SALURAN MEDIA MASSA
KARAKTERISTIK
SALURAN PERSONAL
SALURAN MEDIA MASSA
1.      Arus pesan
Dua arah
Satu arah
2.      Bentuk komunikasi
Langsung
Melalui media
3.      Konteks
Pribadi
Umum/insure
4.      Feedback
Tinggi
Rendah
5.      Selektivitas pesan
Tinggi
Rendah
6.      Kecepatan menjangkau khalayak
Lambat
Cepat
7.      Efek/akibat hasil
Pengetahua, perubahan sikap dan perilaku
Penambahan pengetahuan

Disamping komunikasi personal dan media massa, masyarakat kita juga mengenal saluran media lainnya yang disebut dengan media tradisional. Media tradisional ini juga mencakup berbagai macam bentuk kesenian seperti wayang golek, ludruk, ketoprak, lenong betawi, dan sebagainya.
Media tradisional ini juga efektif dipergunakan sebagai saluran komunikasi persuasif atau promosi suatu idea atau produk. Hal ini dimungkinkan karena selain ia popular dan dekat dengan masyarakat pendukungnya, penyampaian pesan-pesan melalui media tradisional ini dapat dilakukan sesuai dengan kerangka nilau buday masyarakat setempat yang peerlu diperhatikan adalah bahwa penyisipan pesannya harus disesuaikan dengan karakteristik komunikasi dari masing-masing medium tradisonal.
Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil komunikasi yang lebih optimal, akan lebih baik bila dipergunakan kombinasi atau gabungan penggunaan saluran komunikasi personal, saluran media massa, dan saluran media tradisonal.

Alat – alat Komunikasi dalam Media Massa:
1.    Televisi
Televisi ini adalah Media yang memancarkan suara dan gambar secara mudah. Televisi mempengaruhi eksistensi suatu kebudayaan , Medium untuk mentranmisikan pengalaman, mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan audiens.

2.    Radio
Radio ini menggunakan gelombang suara yang bisa kita dengar di mana saja yang yangdipancarkan dari stasiun pemancar.

3.    Surat kabar
Surat kabar mempunyai fungsi umum . yaitu merupakan sumber informasi tentang apa yang sedang terjadi di dunia atu di daerah setempat.Fungsi kedua Untuk menghibur baik di rubik seni, olahraga  atau komik.

4.    Majalah
Majalah bersifat Umum dan khusus. Seperti program tv kabel yang difokuskan pada khalayak khusus, banyak majalah sekarang yang diarahkan kepada kelompok kecil khalayak yang khusus.
Efektivitas media massa dalam komunikasi persuasif
Efek media massa terhadap perilaku manusia telah diteliti sejak awal abad ke 20. Hasil  penelitian tersebut menunjukkan adanya variatif. Disatu sisi media massa menunnjukan pengaruhnya, namun disisi lain malah sebaliknya. Manakah yang benar ?
Dalam hasil pengkajian rahmat atas beberapa penelitian tentang media massa . menunjukkan bahwa tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media masa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut. Boleh jadi faktor isi pesan mula – mula amat berpengaruh , tetapi kemudia jenis media itu diperhatikan , apapun yang disiarkannya. Agar kita merasa yakin akan persuasi yang dilakukan media massa , marilah kita kaji beberapa teori yang berkaitan dengan persuasi dalam media massa.

Teori – teori Efek Media Massa dalam mempersuasif

1.    The bullet theory atau teori peluru
Merupakan konsepsi pertama yang muncul, berkenaan dengan efek media massa. Dalam teori ini dibahas mengenai pengaruh pesan yang disalurkan melalui media massa , dan mengatakan bahwa media massa itu ampuh untuk mengubah prilaku massa.

2.    The limited – effects model
Menurut model pengaruh terbatas , komunikasi massa hanya mempunyai pengaruh yang kecil saja terhadap khalayaknya. Hal ini dibuktikan melalui penelitian hovland terhadap tentara . hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa efek film hanya dapat mentransmisikan informasi , ketimbang mengubah sikap khalayak , demikian pula penelitian azarsfeld tentang pemilihan umum, Menunjukkan bahwa kampanye melalui V hanya sedikit mempengaruhi khalayak sasaran.

3.    Cultivation theory
Gebner dan kawan – kawannya mengembangkan theori ini dengan mengemukakan argumennya bahwa televisi telah menjadi tangan central kebudayaan di AS ia mengemukakan TV telah menjadi bagian dari anggota keluarga yang terpenting yang selalu mengisi sebagian besar waktu yang ada.

4.    The effects of syinthetic experience
Teori ini berawal dari hasil peneliatian funkhouser dan shaw (1990)
Mereka mengatakan bahwa gambar bergerak, televisi, dan komputer dapat membentuk persepsi khalayak tentang realitas, yaitu dapaat memanipulasi dan merancanakan kembali ,tidak hanya isi , tetapi juga proses dari pengalaman berkomunikasi .kesimpulannya adalah bahwa media elaktronik menampilkan jenis pengalaman tiruan . pengalaman tiruan tersebut apakh dalam hal warna,tentang hal – hal yang menyimpang, dan lainnya, telah menurunkan martabat manusia dalam hal cara memandang terhadap kebudayaan  ( severin dan tankard 1992)

5.    The spiral of silence
Dikembangkan oleh Elizabeth noelle – neumann mereka berargumen bahwa media massa mempunyai efek yang kuat dalam opini public, karena merupan sumber bagi seseorang dalam memperoleh informasi.
Spiral kebisuan yang ditimbulkan media massa dapat terjadi melalui hal – hal seperti audience yang membentuk pesan opini itu.
a.    Dominan
b.    Mengalami peningkatan
c.    Dapat dikeluarkan seseorang dalam publik tanpa membuatnya terisolasi



6.    Media Hegemony
Menurut teori ini ide – ide dari golongan yang berkuasa dalam suatu masyarakat merupakan ide – ide yang nerlaku dalam masyarakat itu sendiri. Menurut teori ini media massa merupakan alat pengontrol oleh golongan yang dominan dalam suatu masyarakat, dan di pandang sebagai pembantu dalam menggunakan kontrol dari golongan tersebut pada seluruh masyarakat. ( sallach , 1974)

7.    Effects of television violence
Kajian dan penelitian tentang efek kekerasan di yang ditimbulkan oleh Tv berangkat oleh teory belajar sosial yanga dikemukakan oleh bandura. Teori belajar sosial berargumen bahwa orang cenderung untuk meniru prilaku yang diamatinya, stimuli menjadi teladan untuk prilaku (rahmad, 1968)

8.    The Powerful effects model
Dikemukakan oleh elizabet noele nouman 1973 teori ini memperkuat teori sebelumnya, spiral of silence . teori ini berpendapat bahwa media massa dapat mempengaruhi prilaku khalayak.


2.4              MEDIA DAN TEKNOLOGI DALAM KOMUNIKASI PERSUASIF
Media dan teknologi merupakan bagian dari media massa yang menjadi sumber berita dan hiburan, serta membawa pesan persuasif. Dunia ini dengan segala isi dan peristiwanya tidak bisa melepaskan diri dari kaitannya dengan media massa. Demikian juga sebaliknya, media massa tidak bisa melepaskan diri dari dunia dengan segala isi dengan peristiwanya. Hal ini disebabkan karena hubungan antara keduanya sangatlah erat sehingga menjadi saling bergantung dan saling membutuhkan. Segala isi dan peristiwa yang ada didunia menjadi sumber informasi bagi media massa. Selanjutnya, media massa mempunyai tugas dan kewajiban selain menjadi sarana dan prasarana komunikasi untuk mengakomodasi segala jenis isi dunia dan peristiwa-periatiwa di dunia ini melalui pemberitaan atau publikasimya dalam aneka wujud dari yang kurang sampai yang menarik, dari yang tidak menyenangkan sampai yang sangat menyenangkan tanpa ada batasan kurun waktu.
Proses persuasif dalam TV merupakan suatu mekanisme proses belajar. Hal ini berkaitan dengan motivasi audiens. Radio, yang sifatnya khas auditif dapat mempengaruhi audiens dalam aspek kognitif, karena melalui radio pengetahuan kita akan berubah.
1.      Kekuatan Media Massa Cetak
Media massa cetak dalam konteks ini dibatasi dalam bentuk surat kabar dan majalah, merupakan sarana komunikasi dan persuasi bagi para praktisi politik, partisipan politik dan pemerhati politik. Sebagai sarana komunikasi, media massa cetak tersebut dijadikan untuk mensosialisasikan visi dan misi dari partai politik.
Media massa tersebut bisa menarik karena sifatnya yang lama dalam pengertian bahwa informasi yang dipublikasikan tersebut bisa disimpan tanpa harus melakukan “wording” sebagaimana dalam media massa siaran dan kemudian informasi tersebut bisa mudah didapatkan kembali sewaktu-waktu diperlukan. Dengan demikian media massa cetak bukan media komunikasi informasi dan persuasi yang lewat begitu saja sebagaimana yang terjadi dalam media massa siaran baik radio maupun televisi . Dan disinilah  letak kekuatan media massa cetak.
2.      Iklan dalam Komunikasi Persuasif
Iklan adalah setiap bentuk komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seorang pembeli personal dan memperomosikan penjual produk barang/ jasa, untuk memperngaruhi pendapat publik, memenangkan dukungan publik, untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan pemasang iklan.
Media komunikasi bukan hanya terpaku pada media komunikasi massa seperti pada umumnya berupa televisi, radio, dan koran saja. Karya sastra juga merupakan media untuk mengkomunikasikan ide atau gagasan si pencipta kepada khalayak luas. Pencipta karya sastra bisa menuangkan saran, sindiran, atau informasi lainnya sesuai dengan peristiwa yang biasanya sedang hangat dibicarakan.
Pada akhirnya bahwa sebenarnya media apapun yang dipakai sebagai alat komunikasi asalkan dilakukan dengan perencanaan komunikasi yang baik, pasti pesan ang terdapat di dalamnya akan tersampaikan pada komunikan dengan baik juga. Itu sama saja dengan apabila kita menulis karya sastra dengan hati, masyarakat yang menerima pesannya pun akan tersampaikan dengan hati.

2.5      HAMBATAN PADA SALURAN KOMUNIKASI PERSUASIF
Hambatan pada saluran terjadi karena adanya ketidak-beresan pada saluran komunikasi. Hal ini juga dikatakan sebagai hambatan media karena media berarti alat untuk menyampaikan pesan. Gangguan-gangguan seperti ini disebut noise. Kabel telepon terputus, suara radio tidak jelas, tulisan tak jelas, suara tidak jelas, gambar pada televisi tidak jelas, dan sejenisnya, itu semua menunjukkan ketidakberesan saluran komunikasi atau media tadi.
Hambatan-hambatan teknis seperti tersebut biasanya di luar kemapuan komunikator. Tugas komunikator atau dalam hal ini yang penting adalah persiapannya dalam menentukan atau memilih media yang digunakannya.

1 komentar: